Like an owl..I must can see in the dark

Like an owl..I must can see in the dark
Like an owl..I must can see in the dark

Selasa, 11 Oktober 2011

Siapa Tuhan mu ?

Beberapa bulan yl, sekolah kami menghadirkan hipnoterapis untuk mensugesti siswa percaya diri dan yakin akan kemampuan mereka menghadapi UN atau pelajaran yang sulit. Hipnoterapis ini menceritakan pengalamannya menghipnotis klien. Pernah ada klien yang ketika dihipnotis ditanya "Siapa Tuhan mu?"...dan sungguh mengejutkan ternyata jawabannya bukan Allah melainkan sesuatu (saya lupa jawabannya).

Mendengar cerita tersebut, saya jadi termenung dan mulai bertanya hal yang sama kepada diri sendiri. Saya yakin, ketika di alam kubur, pasti bukan lidah saya yang menjawab melainkan ruh saya. Sama dengan kasus hipnotis, yang berbicara adalah ruh (alam bawah sadar), semua di luar kekuasaan kita. So...hasil renungan saya menjawab bahwa tuhan saya adalah emosi saya. Khususnya emosi amarah saya. Itulah sebenar2nya tuhan saya. Apakah ada yang lain ? Hmmm...mungkin saya akan jawab kemalasan saya meningkatkan kualitas ibadah sebulan terakhir ini.

Amarah... ya, dialah tuhan saya. Sungguh mengerikan. Saya ingat betul betapa saya benci kalau anak tetangga saya main ke rumah. Yang saya benci adalah orang tuanya yang super cuek kepada tetangga. Semaunya..khususnya tntang anjing piaraannya. Bener2 bikin emosi. Dia lebih pilih anjingnya daripada kenyamanan tetangganya yang terusik krn dikejar2 anjingnya atau sandal dan sepatu yang hampir setiap hari ada saja yang digondol dan dirusak anjingnya. Dia malah membuka lebar2 pintu pagarnya. Sengaja membiarkan anjing kelaparan (krn jrg dberi makan) itu keluar. Bener2 tetangga resek ! Dia juga memsupport kenyamanan pondok judi yang diam2 ada di belakang rumahnya.

Dan kejadian demi kejadian hari ini benar2 membuat saya bete. Berawal dari kejadian di kelas. Ada guru yang berulang tahun. Kbtulan dia walas d kelas itu. Mereka semua asyik makan kue dan sama sekali tidak menggubris keberadaan saya dsitu. Bener2 generasi tidak sopan. Yang menawari pun cuma sekedar basa-basi dan disambut tatapan tidak suka dari temannya. Ya Allah...sungguh keterlaluan cara generasi sekarang menghargai gurunya. Alhasil, saya memarahi mereka habis2an karena mereka semua terlambat mengikuti pelajaran saya hanya karena MAKAN KUE JELEK itu. Sombongnyaaaaaaa selangit ! Jam pelajaran saya berani2nya masih makan! Saya semprot habis2an mereka semua. HAH...peduli apa klo saya galak ? I really don't care !!!

Siangnya tentang colokan kabel. Di ruangan saya ada colokan kabel yang hanya boleh dipinjam kalo dikembalikan lagi ke tempatnya. Karena di ruangan saya rekan2 saya tidak d tempat, saya ambil colokan tsb dgn niat memang akan dkembalikan. Ketika saya kembalikan saya bilang , " Pak..ini colokan nya saya kembaliin yaa.."

Jawaban dia: "Oh...Ibu yang pinjam to! Pantesan saya cariin dari tadi ga ada. Pak Ad juga nyari2 ! Kenapa ga ambil yg itu aja sih ? " Dia menunjuk colokan dgn banyak kabel melintang.

"Td saya mau bilang tp g ada orangnya. Lagian yang nyolok di sini cuma kabel printer pak At aja sedangkan klo yg itu kan banyak colokannya"

Katanya : " bla..bla..bla...Emang ga punya sendiri apa?"
Saya jwb : " Emang itu beli pake duit siapa sih ?" (Saya mulai meradang)
Ktnya: " ya duit sekolah. emang ga dapet uang pengayaan ?"
dll..dlll... yang endingnya saya jawab : " Ywdah lain kali aq beli sendiri!" sambil berlalu dgn super gondok.

DASAR EGOIS !!!!!

Bener2 resek n nyebelin!

Blum lagi anak saya yang hari ini ngatain saya dengan kasar. Duhhhh...ya Allah...bener2 berat mengusir amarah ini.

Saya benar2 ingin menuhankan Allah... tapi sungguh sulit. Memang syurga trlalu mahal harganya. Tapi bukannya tidak bisa "dibeli".

Ya Allah...Semoga besok "kuat" puasa. Saya ingin bersabar. Sperti kt Rasul SAW : "Jangan marah, bagimu syurga."


Huuuhuuu...semoga saya bisa bersabar, amin..




Senin, 10 Oktober 2011

Mengajar Kimia

Sebagai lulusan teknik kimia, saya justru tidak menyukai pelajaran ini. Itulah sebabnya saya memilih "kabur" dari hal-hal yang berbau jurusan saya ini. Trauma! That's why. Heran jg kenapa dulu bisa milih jurusan ini. Entah apa yang ada di otak. Oyaaa..sekarg saya ingat. Dulu kesannya keren banget ni jurusan. HAHAA!! Sekarang..alih2 menyesal, saya justru tau kenapa Allah "memilihkan" saya jalan ini. Dalam teknik kimia tersebut saudara2...ada matematika kalkulus 1-2, n fisika aneka jenis. Hasilnya...setelah lulus saya banting setir ngajar (yang sejak SD sudah sering dan suka saya lakukan di kelas). Jengjeng...profesi pertama saya adalah guru fisika SMA. Pdhal pelajaran itu paling saya benci sewaktu SMA. Setelah sekian tahun mengajar fisika dan math, sekarang saya diminta mengajar kimia. God I hate this ! Tapi apa boleh buat... Masih berkutat dengan kebencian saya thdp KIMIA, saya tetap saja berupaya memberikan yang terbaik untuk siswa dengan membuat slide show berikut. Semoga bermanfaat !
"BAHAN KIMIA DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI.pptx"

Senin, 03 Oktober 2011

Mengenal Diri Sendiri

Beberapa minggu ini saya senantiasa melepas emosi negatif kepada murid-murid saya. Namun sejujurnya di dalam hati saya terdalam, saya menyadari bahwa bukan mereka yang salah. Semua kekesalan saya berakar dari jiwa saya sendiri.

Seorang rekan guru mengatakan mungkin kalau kita banyak uang hati kita akan senang (bahagia). Saya bertanya-tanya apa iya...

Tak lama kemudian saya mendapat rejeki berlebih. Tapi ternyata saya tidak merasakan keseimbangan emosi. Brain gym yang pernah saya ikuti sepertinya bukan jawaban masalah saya.

Kesedihan terus melanda saya. Dan hari ini saya menyadari bahwa jauh dalam lubuk hati saya, saya mendambakan dan membutuhkan penyegaran ilmu. Membutuhkan pengembangan diri dari segi skill, knowledge,karir. Menjadi guru sebenarnya bukanlah karir. Ia adalah ladang amal. Saya tetap cinta berprofesi guru. Tapi saya bukan orang yang bisa stagnant di satu titik. Saya merasa haus...

Rekan native speaker di sekolah menceritakan pengalamannya tiga hari yl. Ia mengikuti pelatihan mediator di kehakiman. Tugas tepatnya adalah menjembatani komunikasi pasangan suami istri yang berniat cerai agar merundingkan kembali keputusan tersebut (spy tidak jadi cerai gethu..).

Wow..saya berpikir it's challenging activity. Saya mulai berpikir untuk mencari sendiri pelatihan demi mempersiapkan usaha yang mjd rencana saya kelak, yakni bimbingan belajar berbasis alat peraga dan matematika otak kanan yang saya kembangkan sendiri.

Tibalah tadi sore seorang murid alumni sekolah kami yang meminta saya mengajarkan logaritma. Pulangnya ia menawarkan untuk mengantarkan saya sampai ke rumah. Mulanya saya merasa senang. Namun tiba-tiba saya menyadari sesuatu..murid saya itu pasti akan melihat anak ke 2 saya yang terkena CP. Ia akan bertanya2 dan...ah tapi sudah terlambat untuk membatalkan persetujuan saya untuk diantar.

Akhirnya apa yang saya khawatirkan terjadi juga. Saya tau ia terkejut namun ia tidak bertanya. Saudara2...kalau kalian menganggap mudah memiliki anak CP (cerebral palsy) dan men"judge" saya sbg org tua yang tidak layak karena merasa malu memiliki anak "cacat", mungkin saudara harus merasakannya sendiri.

Seorang terapis berkata bahwa saya jangan sekali-kali menyebut anak saya tersebut dengan embel-embel CP. Anggap ia anak yang normal.

Entri saya sekarang jadi melenceng kemana-mana. Tapi beberapa hari ini saya jadi banyak merenungi apa yang saya cari dalam kehidupan ini untuk menggapai kebahagiaan saya di akhirat.

Saya tidak dapat membiarkan ktidakseimbangan ini merajai jiwa saya. Tentunya bukan hanya ibadah shalat yang menjadi jawabannya. Saya butuh pendewasaan diri, pengembangan, berbagi manfaat.

Inilah anak ke dua saya..anak yang mjd harapan saya bahwa Allah akan memberinya imbalan syurga karena beban hidup yang harus ia tanggung. Rasa suka citanya selalu tampak setiap kali mendengar azan. Ia begitu girang sementara saya yang menganggap diri saya normal tidak merasakan apa2 ketika mendengar azan.

Dia lah yang mengingatkan saya untuk tidak berhenti hanya menjadi guru di sekolah. Ia membuat saya merasa harus berjuang menggapai kemandirian saya dalam mengembangkan seluruh potensi saya agar kelak semua yang saya miliki bisa saya berikan kepadanya dengan adil agar ia tidak menjadi beban bagi saudara-saudaranya.

Ia Yahya...dan adiknya Rifqi.

I love you both...

Sabtu, 01 Oktober 2011

Matematika Otak Kanan

Ketika pulang dari berjalan-jalan dengan keluarga, saya tertarik dengan sebuah bimbel yang mencantumkan judul di atas sebagai metode pembelajarannya. Hmm...saya mulai menyelidiki seperti apa matematika otak kanan. Dan sejak tahun ajaran 2011 ini saya mulai mengembangkan metode otak kanan sebagai metode pengajaran saya. Saya menemukan bahwa diri saya sendiri merasa mudah menjelaskan sekaligus memahami jika saya menuliskan rumus atau ilmu apa pun dengan pola otak kanan. Coba anda lihat sebagian dari isi makalah LKIG (lomba kreatifitas ilmiah guru) yang saya ikuti. Selamat menerapkan !
makalah LKIG publikasi.docx