Like an owl..I must can see in the dark

Like an owl..I must can see in the dark
Like an owl..I must can see in the dark

Rabu, 18 September 2013

Hari Ini Milik Kita

"Saat inilah yang kita miliki karena kemarin bukan lagi milik kita dan hari esok belum tentu kita jumpai."

Itu adalah kalimat yang saya baca di sampul novel mini biografi Zara Zettira ZR "Cerita Dalam Keheningan". Saya ingat beliau adalah penulis fav saya (selain Kemala Pakpahan)jaman saya SD. Novel ni saya pinjam di perpustakaan sekolah (Knowledge Valley, istilah di sekolah saya).

Buku tsb memang membuat saya mengenal lebih jauh sosok Zara Zettira ZR, namun bukan itu yang ingin saya bicarakan.

Kalimat paling ataslah...yang sangat menginspirasi saya SAAT INI.

Masa depan adalah misteri, maka kita harus fokus pada apa yang bisa kita lakukan hari ini. Demikian teman saya mengutip salah satu ucapan bermakna Mario Teguh.

Apa yang bisa saya lakukan hari ini dan kemarin2 adalah..bertahajud.
Tapi tanpa esensi yang berarti. Saya mendapati saya adalah mayat yang shalat. Saya sangat mengharapkan sesuatu dari Allah, dan saya mendapati diri saya seperti menjual shalat saya. Karena saya tahu...saya melakukannya lebih karena ingin keinginan saya terkabul, bukan pada kecintaan, penghambaan dan pemujaan kepada Allah. Saya temukan saya adalah orang yang sedang mengejar materi dan melupakan betapa banyaknya dosa saya.
Saya tak hendak melarang seorang hamba berharap kepada Tuhannya. Tapi saya menelaah kualitas ibadah diri saya pribadi. Di otak saya hanya ada lintasan betapa saya berada di kondisi yang saya impikan. Saya melupakan Allah di hampir setiap detik shalat saya.

Menyedihkan..
Jiwa saya sungguh menyedihkan..
Jiwa saya sungguh haus akan pencerahan, yang tak kunjung saya dapatkan, karena saya tak giat mencari.
Pikiran, jiwa, dan raga saya seolah terserap habis dalam pusaran kesibukan dan tuntutan yang seolah tiada habisnya menyerbu saya agar saya meng"improve" diri sebagai guru Kimia sekaligus Fisika di SMA ini.

Tubuh, pikiran dan jiwa saya tidak sinkron. Saya kehilangan jati diri dan kehilangan momen terbaik saya bersama keluarga karena saya terlalu sibuk dengan diri saya. Saya bahkan tak tau kemana harus melangkah.

Hari ini milik kita..lantas apakah yang telah saya kerjakan..
Saya semakin jauh dari Allah..dan dunia seolah menghimpit dada.
Jangan katakan saya kurang bersyukur. Karena saya bersyukurlah..saya mengerahkan potensi yang lama terkubur. Kekeringan jiwalah yang membuat saya lenyap entah kemana.

Saya tidak dapat lagi memikirkan rencana bisnis, atau S2, atau apalah itu.. Semuanya hanya tentang bagaimana saya bisa menyelesaikan amanah ini dengan tuntas dan pergi secepat mungkin dari tempat ini.

Jangan nasehati saya tentang mental seorang guru. Saya tidak membicarakan profesi ini. Saya membicarakan diri saya sendiri yang "sakit". Saya masih menasehati siswa, meskipun saya "sakit". Saya masih tersenyum meskipun para siswa dan rekan guru ada yang menganggap saya angin lalu.

Hari ini milik saya dan saya tahu pasti hari ini bahwa tempat ini bukanlah tempat yang sehat untuk saya. Semua yang ada di sini, 90% menyedot energi saya dan 10% memberikan cahayanya.

Hari ini milik saya dan saya tahu, saya harus mencari energi saya sesegera mungkin. Dan hari ini, saya akan mencarinya dalam shalat, dalam Allah, dalam do'a yang ukhrowi.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar